Rabu, 12 Juli 2017

Aplikasi Kontrol PID untuk Kontrol Suhu dan Humidity pada Sistem Pengeringan Seledri




Aplikasi Kontrol PID untuk Kontrol Suhu dan Humidity pada Sistem Pengeringan Seledri
Penulis : Ulfah Mediaty Arief
Email : ulfahmediatyburhan@gmail.com

ABSTRAK
Prinsip pada pengeringan merupakan proses penguapan air dari bahan basah, yang bertujuan untuk mendapatkan produk dengan kadar air tertentu. Pengeringan dipengarui oleh faktor-faktor komponen bahan, bentuk bahan, suhu dalam pengeringan, dan perlakuan praproses Pengeringan dapat dilakukan secara alami maupun secara mekanis yaitu dengan menggunakan alat pengering. Pada proses pengeringan ada beberapa kondisi yang mempengaruhi antara lain suhu, kelembaban dan  kecepatan (laju) pengeringan. Suhu dan humidity yang mempengaruhi pengeringan sehingga aplikasi sistem kontrol suhu dan humidity udara yang masuk menjadi faktor yang penting bagi keberhasilan proses pengeringan karena teknologi pengeringan produk yang sensitif terhadap panas. (Djaeni, 2008). Dalam penelitian  ini digunakan pengendali PID (Proporsional-Integral - Derifativ) yang akan mengontrol pemanas (heater) pada Alat pengeringan. Pengendali ini mengontrol suhu ruangan pengeringan menjadi stabil dan dapat diperoleh hasil pengeringan secara cepat dan efisien. Sinyal kontrol tersebut digunakan untuk pengaturan tegangan AC pada heater  dengan prinsip kontrol sudut fasa. Sinyal kontrol ini memiliki  parameter-parameter  pengontrol, yaitu konstanta proporsional (Kp) = 200 dan konstanta integral (Ki) = 0.05 dan konstanta derifativ (Kd) =10. Proses pengeringan dipengaruhi oleh laju pengeringan yaitu kecepatan kemampuan udara dalam menyerap uap air yang dipengaruhi oleh jumlah dan posisi air dalam bahan, sifat bahan. Kontrol suhu dan humidity dapat mengatur suhu pengeringan dengan stabil sehingga laju pengeringan dari hasil penelitian ini pada suhu 70oC akan semakin meningkat yaitu pada 15 menit pengeringan awal.  Pada pengeringan batang seledri profil laju pengeringan lebih cepat dari pada pengeringan pada daun karena pengeringan tray drier dengan kapasitas yang sama untuk batang lebih baik menerima aliran panas dibanding daun.
Kata kunci— pengeringan, suhu, laju
                                                              BAB I PENDAHULUAN
Seledri adalah salah satu tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat pada umunya. Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal. Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Seledri juga diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti, diare, diabetes, epilepsi, migran, buang air kecil yang mengandung darah, mencegah stroke, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, mengatasi herpes, dan gondok.
Permasalahan yang dihadapi oleh petani adalah daun seledri pada saat panen raya  harganya hanya Rp 500,-/kg (Biasanya harga seledri mencapai Rp 7000/kg). (Reginawati, 1999). Kelemahan sayuran seledri adalah mudah layu dalam waktu yang cukup singkat (8-12) jam sesudah dipetik. Pada saat panen raya seledri sangat berlimpah sehingga diperlukan tekologi pengeringan yang berguna untuk menjaga kestabilan produk seledri sampai siap untuk dikonsumsi. Teknologi pengeringan suhu rendah adalah teknik pengeringan yang paling sesuai untuk sayuran seledri, karena dapat menjaga kandungan nutrisi (vitamin, protein, mineral dll) serta dapat menghemat penggunaan energi. Untuk itu diperlukan rancang bangun mesin pengering suhu rendah untuk pengeringan seledri yang sistem perancangannya disesuaikan kebutuhan serta konsumsi energi yang tersedia.
Pada penelitian ini merancang bangun alat pengeringan dengan aplikasi kontrol suhu dan humidity untuk mengatur suhu yang diharapkan tetap stabil sesuai kebutuh pengeringan seledri tersebut. Pengontrolan suhu tersebut dilakukan dengan  menggunakan metode kontrol Proporsional, Integral, dan Derivatif (PID) dan diharapkan memberikan pemanasan efisien dan sesuai yang diharapkan. Secara umum proses pengeringan dipengaruhi oleh laju pengeringan yaitu  perpindahan panas dari media pengering ke bahan yang dikeringkan, dan perpindahan masa air dari  bahan yang dikeringkan ke media pengering. Peningkatan temperatur didalam molekul air menyebabkan tekanan uap air didalam molekul bertambah sehingga air yang berada dalam bahan semakin mudah keluar dari molekul bahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Seledri adalah salah satu tumbuhan yang banyak dihasilkan dari perkebunan rakyat, dengan  nama ilmiah Celery Apium gravoelens, Linn. Seledri tumbuh dengan tangkai dan daun yang tebal. Setiap 100 gr seledri memiliki: kalori sebanyak 20 kkal, protein 1 gram, lemak 0,1 gram, hidrat arang 4,6 gram, kalsium 50 mg, fosfor 40 mg, besi 1 mg, vitamin A 130 S1, vitamin B1 0,03 mg, dan vitamin C 11 mg. Tingginya kadar sodium dalam seledri sangat berguna untuk menjaga vitalitas tubuh. Seledri juga diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti, diare, diabetes, epilepsi, migran, buang air kecil yang mengandung darah, mencegah stroke, memperbaiki fungsi hormon, serta membersihkan darah. Jus seledri dari seledri berdaun besar bisa meningkatkan kecerdasan, mengatasi herpes, dan gondok.
Kelemahan sayuran seledri adalah mudah layu dalam waktu yang cukup singkat (8-12) jam sesudah dipetik. Diperlukan tekologi pengeringan yang berguna untuk menjaga kestabilan produk seledri sampai siap untuk dikonsumsi. Teknologi pengeringan suhu rendah adalah teknik pengeringan yang paling sesuai untuk sayuran seledri, karena dapat menjaga kandungan nutrisi (vitamin, protein, mineral dll) serta dapat menghemat penggunaan energi. Untuk itu diperlukan rancang bangun mesin pengering suhu rendah untuk pengeringan seledri yang sistem perancangannya disesuaikan kebutuhan serta konsumsi energi yang tersedia. Sebagai contoh rangkaian produksi, pengeringan karaginan apabila suhu dalam proses pengeringan melebih 60oC, maka akan terjadi kecoklatan browning akibat terdekstruksi atau terdegradasinya kandungan dextrose.
Secara umum proses pengeringan terdiri dari dua langkah proses yaitu persiapan media pengering (udara) dan proses pengeringan bahan. Persiapan media dilakukan dengan memanaskan udara, yang dapat dilakukan dengan pemanas alam (matahari, panas bumi) atau buatan (listrik, pembakaran kayu, arang, batubara, gas alam dan bahan bakar minyak).
Dari aspek mikroskopis, ada 2 hal penting dalam proses pengeringan  yaitu: perpindahan panas dari media pengering ke bahan yang dikeringkan, dan perpindahan masa air dari  bahan yang dikeringkan ke media pengering. Dengan kata lain, operasi pengeringan merupakan operasi yang melibatkan perpindahan massa dan panas secara simultan. Pada proses ini terjadi dalam 3 tahapan, yaitu:  pemanasan pendahuluan atau penyesuaian temperatur bahan yang dikeringkan, pengeringan dengan kecepatan konstan (Constant Rate Periode), dan pengeringan dengan kecepatan menurun (Falling Rate Periode)
Aplikasi sistem kontrol suhu dan humidity udara yang masuk menjadi faktor yang penting bagi keberhasilan proses pengeringan karena teknologi pengeringan produk yang sensitif terhadap panas. Untuk mengendalikan suhu pada alat pengering maka diharapkan tidak  akan mengalami fluktuasi sehingga bahan/produk tidak akan mengalami kerusakan karena bahan menerima suhu yang sesuai untuk pengeringan bahan tersebut. Selain itu penggunaan kendali suhu pada pengering adalah untuk penghematan penggunaan energi. Hal ini dikarenakan besarnya  energi yang berikan ke pemanas diatur oleh sistem kendali (kontrol) sesuai dengan suhu yang digunakan untuk pengeringan. Kebutuhan  teknologi  yang  semakin  maju,  menuntut berkembangnya sistem kendali yang handal. Sistem kendali yang baik sangat diperlukan dalam meningkatkan efisiensi dalam proses produksi.
Dalam penelitian  ini digunakan pengendali PID (Proportional Integral Derivative) yang akan mengontrol pemanas (heater) pada alat pengeringan. Pengendali ini mengontrol suhu ruangan pengeringan menjadi stabil dan dapat diperoleh hasil pengeringan secara cepat dan efisien. Sinyal kontrol tersebut digunakan untuk pengaturan tegangan AC pada heater  dengan prinsip kontrol sudut fasa. Sinyal kontrol ini memiliki  parameter-parameter  pengontrol, yaitu konstanta proporsional (Kp) dan konstanta integral (Ki) dan konstanta derifativ (Kd).
Untuk dapat  mengimplementasikan sistem kendali PID pada komputer, kostanta PID harus diubah ke dalam persamaan diskrit. Kontroler PI dapat direpresentasikan oleh salah satu dari dua bentuk berikut yaitu:
1.      Bentuk Kontinyu :
2.      Bentuk Diskrit :
Dimana   Kp   dan   Ki masing-masing  adalah   konstanta Proporsional,  dan  konstanta  Intergral,  Nilai  Ti  =  Kp/Ki, sering dikenal sebagai  konstanta waktu integral, ∆  e(k)  = e(k)-e(k-1), Ts adalah periode sampling dan n adalah jumlah sampel data.

BAB III METODE PENELITIAN

            Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dari data hasil percobaan di lapangan, dari perpustakaan seperti buku-buku, jurnal-jurnal, yang berkaitan dengan penelitian. Penulis juga pengumpulkan artikel, jurnal, dokumen dan lain-lain yang berkaitan dengan penelitian dengan cara mengunduh dari internet.
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu :
1.      Merancang model alat pengering dengan model tray drier dari bahan stainlesteel yang ketebalannya 1 mm dengan dimensi panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 40 cm.
2.      Merancang menggunakan kontrol suhu dan humidity dengan metode control PID.
3.      Melakukan simulasi  pegendalian suhu ruang pengering dengan control dengan beberapa set point yang berbeda.
4.      Menganalisis hasil pengukuran terhadap karakteristik pengeringan dan performansi alat pengering yaitu waktu menuju suhu ruang pengering, laju pengeringan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini menghasilkan alat pengering tray dryer suhu rendah dengan panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 40 cm. (lihat Gambar 1)
                                                                  

Gambar 1 Alat Pengering tray dryer dengan kontrol suhu dan humidity
Pada penelitian ini digunakan kontrol PID untuk mengendalikan suhu. Nilai parameter Kp, Ki, Kd sudah deklarasikan pada fungsi myPID.Set Tunings (consKp, consKi, consKd) dan menggunakan  double consKp=200, consKi=0,05, consKd=10. Kontrol PID dibuat dalam suatu prosedur program untuk merespon panas heater sehingga menuju set point lebih cepat dan stabil.
Tabel  1 Pengujian waktu yang diperlukan untuk menuju suhu dan humidity set point
No
Waktu (S)
Suhu (C)
Kelembaban (%)
1
0
34.66
41.97
2
30
36.74
40.08
3
1.00
40.31
34.36
4
2.30
47.52
24.45
5
3.00
49.43
22.93
6
4.00
49.74
22.48
7
4.30
50.02
22.15
8
8.30
59.78
15.42
9
13.30
69.60
11.59
10
14.30
69.97
10.87
11
19.30
75.47
9.53
12
23.30
77.57
9.08
13
24.30
78.04
9.01
14
25.30
78.78
8.78
15
26.30
79.09
8.79
16
27.30
79.15
8.70
           Gambar 2 Karakteristik Respon Sistem
Hasil analisis pengujian respon system terhadap suhu set point 80oC,dengan kondisi awal 34,66oC, dapat dilihat pada Gambar 3 :
1.      Waktu respon (Dead Time) atau waktu yang dibutuhkan oleh system untuk memulai memberikan respon / tanggapan adalah 30 detik
2.      Waktu naik / Rise Time (Tr) atau waktu yang diperlukan tanggapan sistem untuk naik dari 0% sampai 100% dari harga akhirnya 79,15oC adalah 27,30 detik
3.      Waktu Tunda / Delay Time (Td) atau waktu yang sistem untuk mencapai setengah dari nilai referensi yang telah ditetapkan (80oC) adalah 14,30 detik.
4.      Waktu puncak / peak Time (TP) waktu yang diperlukan tanggapan sistem untuk mencapai puncak lewatan yang pertama kali adalah 26,5 detik.
5.      Lewatan maksimum / maximum overshoot (Mp) atau harga puncak maksimum dari kurva tanggapan sistem adalah 85oC (+5oC).
Dari teori yang ada dan dikombinasikan dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan secara mekanik yaitu kecepatan udara pengeringnya. Dimana kecepatan udara pengering akan berpengaruh terhadap kecepatan difusi panas dari udara kedalam molekul bahan sehingga dapat meningkatkan temperatur molekul bahan. Pada penelitian ini kecepatan udara pengering berkisar pada laju 4,3 s/d 12,9 m/detik. Peningkatan temperatur didalam molekul air menyebabkan tekanan uap air didalam molekul bertambah sehingga air yang berada dalam bahan semakin mudah keluar dari molekul bahan.
Selanjutnya dibuat profile perhitungan laju pengeringan (drying rate), yaitu berat bahan yang diuapkan per satuan waktu (gr/menit). Hasil perhitungan ditunjukkan pada tabel. Tabel II menunjukkan laju pengeringan bahan (gr/menit) untuk daun dan Tabel III menunjukkan laju pengeringan bahan (gr/menit) untuk batang seledri pada berbagai suhu.
Tabel 1 Laju Pengeringan Bahan Daun (gram/menit)
Time (menit)
Daun
40.00
50.00
60.00
70.00
0.00




15.00
0.00933
0.05600
0.03133
0.11867
30.00
0.02000
0.02533
0.04600
0.06067
45.00
0.02133
0.02133
0.05800
0.03200
60.00
0.00333
0.01733
0.04000
0.03000

Tabel 2 Laju Pengeringan Bahan Batang (gram/menit)
Time (menit)
Batang
40
50
60
70
0




15
0.01000
0.02467
0.02467
0.10470
30
0.02933
0.01667
0.01667
0.06130
45
0.01467
0.05067
0.05067
0.04470
60
0.01400
0.02533
0.02533
0.05530

Dari data pada Tabel 2 dan Tabel 3, dapat digambarkan dalam bentuk profile laju pengeringan untuk daun dan batang seledri seperti ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4.
Gambar 3 Profile Laju Pengeringan Daun Seledri Pada Berbagai Suhu
Gambar 4 Profile Laju Pengeringan Batang Seledri Pada Berbagai Suhu

Dari data hasil percobaan yang diperoleh dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu maka akan semakin tinggi kecepatan laju pengeringannya. Hal tersebut sesuai dengan teori pemanasan dimana semakin tinggi suhu akan semakin cepat waktu pengeringannya sehingga laju pengeringannya juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat pada gambar yaitu pada 15 menit pengeringan awal, laju kecepatan pengeringan sebesar 0,05 gr/menit (pada daun (Gambar 3)) dan 0,02 gr/menit (pada batang (Gambar 4)). Pada pengeringan batang seledri profile laju pengeringan lebih cepat daripada pengeringan pada batang. Secara umum, semakin lama waktu pengeringan kadar air didalam bahan semakin menurun, sehingga laju pengeringan juga semakin menurun. Pada proses pengeringan terjadi proses transfer panas dan transfer massa antara udara pengering, dimana semakin tinggi suhu, maka kecepatan laju penguapan air juga semakin tinggi.


BAB V KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan parameter PID double consKp=200, consKi=0,05, consKd=10 memiliki kinerja yang baik karena mampu mencapai dan mempertahankan suhu pada referensi yang ditentukan dalam waktu yang relatif cepat. Pengontrolan memberikan dampak effisiensi energi pada proses pengeringan dan menghasilkan daun seledri kering dengan kualitas yang memenuhi standar pengguna terutama kandungan kadar airnya. Profil laju pengeringan pada batang seledri lebih cepat daripada pengeringan pada daun seledri, dengan kondisi optimal proses pengeringan pada suhu 70oC. Hasil percobaan tersebut didukung hasil pengukuran terhadap daun dan batang seledri pada beberapa waktu. Dan dapat dilihat bahwa suhu yang digunakan untuk pengeringan akan berpengaruh terhadap kecepatan laju pengeringannya.



DAFTAR PUSTAKA


[1] Doeblin Ernest O., (1975), Measurement System Aplication and Design, Mc Graw-Hill International Book Company , Auckland.
[2] Djaeni, M. (2008). Energy Efficient Multistage Zeolite Drying for Heat Sensitive Products. Doctoral Thesis, Wageningen University, The Netherlands, ISBN:978-90-8585-209-4,
[3] Edward Teguh Hartono., (1990), Skripsi: Pengaturan suhu ruangan berbasis PID menggunakan mikrokontroler AT85S51, Teknik Elektro, Universitas Diponegoro, Semarang.
[4] Jacquot, Raymond G., (1981), Modern Digital Control Systems, Marcel Dekker Inc, New York.
[5] Gunterus, Frans, (1997)., Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
[6] Kudra,T.; Mujumdar, A.S. (2002). Advanced Drying Technology. Marcel Dekker Inc., New York, USA
[7] Zabib Bashori, Sumardi, and Iwan Setiawan.(2013), Pengendalian Temperature Pada Plant Sederhana Electric Furnace Berbasis Sensor Thermocouple Dengan Metode Kontrol Pid, TRANSIENT, VOL.2, NO. 1, MARET 2013, ISSN: 2302-9927, 2
[8] Reginawati.1999. Seledri (Apium graveolenshttp://www.kpel.or.id//T GP/comoditi/SELEDRI.htm[25 Februari 2006]
                                                             


BIOGRAFI PENULIS

 
Nama
Ir. Ulfah Mediaty Arief, M.T.
NIP
132205929
NIP Konversi
196605051998022001
Status
Dosen - PNS
Jabatan
Lektor Kepala (Ketua Program Studi D3/S1)
Status Studi Lanjut
Studi lanjut dengan biaya sendiri
Unit
UNNES - FT-Pendidikan Teknik Elektro
Jenis Kelamin
Wanita
Alamat Email
Profil Google Scholar

Profil Scopus

Pangkat/Golru
III/d - Penata Tk. I (01 April 2015)
Mata Kuliah Pokok
Perancangan Elektronis
Pendidikan Terakhir
Strata 2 (S2) lulus: 25 Oktober 2003