Saya
yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Agung Febnika Dea Setiawan
NPM
: 10413345
Kelas : 2IB03
Menyatakan
bahwa makalah yang telah sampai 2800 kata dan bukan merupakan hasil plagiat.
I. Pendahuluan
Penulisan makalah yang berjudul
“Etika Bisnis” berisikan tentang apa itu etika, bisnis dan pengertian etika
bisnis, serta bagaimana etika dalam berbisnis. Penulisan makalah ini
dilatarbelakangi oleh lemahnya pengetahuan etika bisnis dalam berbisnis. Jika
kita membuka dan membaca surat kabar atau majalah hampir setiap waktu kita
dapat menemukan kata tersebut. Berulang kali kita membaca kalimat- kalimat
semacam ini : “Dalam dunia bisnis etika merosot terus”, “Etika dan moral perlu
ditegaskan kembali”, “etika bisnis mulai menepis”. Orang yang mengeluh bahwa
etika bisnis mulai menepis, bermaksud bahwa pebisnis sering menyimpang dari
nilai dan norma moral yang benar. Dalam
kehidupan terdapat beberapa aturan dan norma-norma dalam kehidupan. Maka tentunya,
dalam berbisnis juga ada tata aturannya.
Sebagai refleksi atas moralitas
perilaku manusia, etika mempunyai tradisi yang panjang. Di zaman kita sekarang,
minat terhadap etika tidak berkurang, tapi justru bertambah besar antara lain karena
masalah-masalah moral baru yang ditimbulkan oleh ilmuan pengetahuan dan
teknologi.
Banyak faktor yang mempengaruhi dan
menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak
cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan
berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai
keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan
dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu
diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan
berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu
sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika
dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga
dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
II. Pembahasan
A.
Pengertian
Etika
Pengertian
Etika diartikan sebagai perbuatan standar yg memimpin individu dalam membuat
keputusan. Etika merupakan studi mengenai yang benar, salah dan pilihan moral yang
dilakukan seseorang. Etika yang dimiliki merupakan perkembangan sejak kecil
yang dianut, dan disampaikan oleh orang tua, guru pemimpin agama dan
lingkungan. Hal tersebut dapat
menimbulkan : tata nilai bisnis itu sendiri. Berpedoman pada Alqur’an dan
Hadist ( orang muslim). Hubungan antar perusahaan dengan stake holder yang
etis. Etis dalam menggunakan sumber daya yg terbatas.
Istilah Etika awalnya berasal
dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai
banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang,
kebiasaan / adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan
arti ta etha yaitu adat kebiasaan..
Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis
(asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu
tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000).
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata
‘etika[1]’
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan
atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar
daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1.
nilai dan norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika
orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan
dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu
melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada
taraf sosial.
2.
kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh
: Kode Etik Jurnalistik
3.
ilmu tentang
apa yang baik atau dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
Di bawah ini merupakan definisi etika
menurut para ahli :
1.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) “Etika
adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat”
2.
Maryani
& Ludigdo (2001) menyatakan bahwa “Etika
adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
3.
White
(1993) “etika adalah cabang falsafah yang
berkaitan dengan kebaikan moral dan menilai tindakan manusia.”
Dari
definisi-definisi yang telah diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
etika merupakan suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik
perilaku yang harus ditinggalkan, maupun perilaku yang harus dilakukan.
Namun,
etika biasanya berkaitan erat dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang
buruk.
Etika
dan moral mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan, sedangkan
etika berarti mengkaji system nilai-nilai yang berlaku.
Prinsip‐Prinsip Etika
Prinsip dasar etika
meliputi empat aspek utama yang terdiri dari egoism, utilitarianism, kant dan
deontology (Velasquesz, Manuel G., 2002). Secara singkat ke lima prinsip
tersebut di jabarkan
sebagai berikut:
Egoism. Merupakan standar yang mengacu
pada kepentingan diri sendiri. Keputusan berdasarkan egoism dibuat untuk memberikan
konsekuensi paling bear pada pihak yang dipentingkan dengan mengabaikan
kepentingan pihak lain. Tindakan mementingkan diri sendiri tersebut dapat
berupa jangka pendek dan jangka panjang.
Utilitarianism. Berdasarkan prinsip ini keputusan
adalah etis jika memberikan benefit paling besar daripada keputusan alternatif yang
lain. Perbedaan egoism dan utilitarianism adalah egoism berfokus pada kepentingan
diri sendiri dari individual, perusahaan, komunitas, dan lain‐lain, tetapi utilitarianism
berfokus pada kepentingan sendiri dari seluruh stakeholder.
Kant dan Deontology. Pada konsep utilitarianism
kehilangan tuntutan dari teori karena gagal untuk menilai karakteristik tindakan
moral, motif moral. Menurut pandangan Kant, manusia mempunyai kehendak untuk
melakukan tindakan apa yang diinginkan. Yang membedakan manusia dengan binatang
adalah kemampuan untuk memilih antar arti alternatif atau cara untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, dan kebebasan menentukan tujuan atau kehendak dan bertindak
dengan motif yang lebih tinggi.
B.
Definisi
Bisnis
Ada banyak
definisi yang telah ada hingga saat ini. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut
para ahli :
1.
Musselman dan jackson (1992) “Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang
diorganisir orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry
yag menyediakan barang atau jasa ontuk mempertahankan dan memperbaiki standard
serta kualitas hidup mereka.”
2.
Boone dan kurtz (2002;8) “Bisnis adalah semua aktivitas aktivitas
yang bertujuan memcari laba dan perusahyaan yag meghasilkan barag serta jasa
yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi.”
3.
Hughes dan kapoor dalam alma
(1889;21) “Bisnis adalah suatu
kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.”
4.
Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis:
“Business is an institution which
produces goods and services demanded by people”. Yang berarti bahwa bisnis
ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun
akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil
memperoleh laba.
5.
Velasquez (2005) “Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada
standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku
bisnis.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika
bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke
dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi
dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada
di dalam organisasi
..
Definisi
Etika Bisnis
Etika
bisnis sebagai sesuatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri
mulai terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika
membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis disamping banyak pokok pembicaraan
moral lainnya (etika dalam hubungan dengan bisnis), kini mulai berkembang etika
bisnis dalam arti sebenarnya. Terutama ada dua factor yang memberi kontribusi
besar pada kelahiran etika bisnis di Amerika Serikat pada pertengahan tahun
1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis
sekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat ata
krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis.
Bisnis dapat menjadi
sebuah profesi etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif
(Keraf, 1998), yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi
yang etis maka dibutuhkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik yang
merupakan suatu aturan hokum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara
fair dan baik disertai dengan sebuah system pemerintahan yang adil dan efektif
dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. Menurut Muslich (1998),
mendefinisikan bahwa etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang
ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma
dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana penetapan norma
dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.
Definisi etika bisnis
menurut Business & Society Ethics and Stakeholder Management (Caroll & Buchholtz):
Ethics is the discipline that deals
with what is good and bad and with moral duty and obligation. Ethics can also
be regarded as a set of moral principles or values. Morality is a doctrine or
system of moral conduct. Moral conduct refers to that which relates to principles
of right and wrong in behavior. Business ethics, therefore, is concerned with
good and bad or right and wrong behavior that takes place within a business context.
Concepts of right and wrong are increasingly being interpreted today to include
the more difficult and subtle questions of fairness, justice, and equity.
Dari sumber yang lain,
disebutkan:
Ethics is a philosophical term
derived from the Greek word “ethos,” meaning character or custom. This
definition is germane to effective leadership in organizations in that it connotes
an organization code conveying moral integrity and consistent values in service
to the public.
(R. Sims, Ethics and Corporate Social
Responsibility Why Giants Fall, C.T.:Greenwood Press, 2003)
Dari
penjelasan mengenai etika dan bisnis diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa
etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri
dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis
secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada
kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika
bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak
diatur oleh ketentuan hukum.
Etika
bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Menurut Von
der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal
(1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria,
terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika,
yaitu :
1.
Utilitarian
Approach :
setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam
bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendah-rendahnya.
2.
Individual Rights
Approach :
setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
3.
Justice Approach : para pembuat keputusan
mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Mengapa
etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta
mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan
suatu landasan yang kokoh.
Biasanya
dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang
transparan didukungoleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan
yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Etika bisnis
dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu
perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu
landasan yang kokoh. Tidak ada cara yang paling baik untuk memulai penelaahan
hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati,
bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika
ke dalam bisnis.
Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek
etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah
maupun jangka panjang, karena:
·
Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya
friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
·
Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
·
Melindungi prinsip kebebasan berniaga
·
Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perusahaan
yang melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan balasan
dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui
gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya.
Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan.
Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada
umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi
pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis,
misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu di
pahami, karyawan yang berkualitas adalah asset yang paling berharga bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin mempertahankan
karyawannya.
Pendapat Linda Klebe Trevino , 1995:
“ Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan anggota masyarakat dengan
perusahaan, yaitu
sukses dalam jangka panjang”. Hindari
persengketaan, jika terpaksa terjadi diselesaikan dengan win win solution.
Dalam berbisnis hendaknya mempunyai sikap-sikap berikut :
1.
Bersikap Jujur.
Artinya tidak menipu, karena dalam berbisnis
menipu hanya akan menimbulkan keberhasilan yang sifatnya sementara. Dan agar
tidak tertipu maka kita harus hati-hati. Jadilah pembisnis yang bersifat amanah
(dapat dipercaya) Jenis penipuan antara lain: Cek kosong, giro bilyet sudah
ditutup atau ditolak, kiriman barang tidak sesuai contoh, janji tidak ditepati,
barang sudah rusak / kadaluarsa. Tidak ada hukuman tegas terhadap pelanggaran
etika bisnis, dampaknya secara tidak langsung, menurunnya tingkat kepercayaan
masyarakat.
2.
Dapat membangun
kepercayaan
Etika bisnis
sangat komplek dan sensitive. Hindarai pertengkaran agar tidak putus hubungan. Harus
mempertahankan martabat/reputasi. Perlu waktu yg panjang dalam membangunnya,
jangan sampai rusak
Dalam berbisnis terdapat 10 fundamental etika, yaitu :
1.
Sopan santun; selalu bicara benar,
terus terang, tidak menipu.
2.
Integrity; memiliki prinsip, hormat,
jangan mendua
3.
Jaga janji; bisa dipercaya bila
berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri
4.
Fidelity; benar & loyal pada
perusahaan, keluarga, teman, jangan menyembunyi kan informasi yang bukan
rahasia,
5.
Fairness, berlaku adil dan terbuka,
komitmen, jika salah jangan bertahan, cepet mengakui kesalahan, toleran.
6.
Caring for other; perhatian, baik
budi, menolong siapa yang memerlukan, berkontribusi dalam kegaitan
7.
Respect for other; mengorhtai
hak-hak orang lain, menghargai
privacy, jangan berprasangka, memberikan
pertimbangan yang berguna.
8.
Responsible citizenship; patuh pada
UU & Peraturan yang berlaku, bersikap terbuka dan suka menolong.
9.
Pursuit of excelence; berbuatlah yg
terbaik disegala kegiatan, tanggung jawab, rajin, tingkatkan kompetensi dalam
segala bidang
10.
Accountability; bertanggung jawab
dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan.
III. Kesimpulan
Konsep teori etika
merupakan suatu konsep ideal yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi
bisnis. Penerapan konsep tersebut dalam organisasi bisnis sering mengalami
hambatan dan tantangan. Suatu organisasi bisnis yang sedang mengalami dilema
etis dalam mengambil keputusan harus mengambil keputusan dengan bijak.
Di
dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan
sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan
luasnya informasi saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat
tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal
dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat
bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan
beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika
berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan
dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut,
baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Tentunya ini tidak akan
memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang
bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam
berbisnis sangatlah penting.
IV.
V. Daftar Pustaka
1.
A.
Wylleman, “De grondslag van de moral”, Tijdschrift voor Filosofie 28 (1996)
2.
Bartens,
Prof. Dr. Kees. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
3.
Bartens,
Prof. Dr. Kees.2002. Etika. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama
4.
Bussiness
and Profesional Ethics (University of Florida, Gaineville, USA,sejak 1981)
5.
Ethics,
Free Enterprise, and Public Policy : Essays on Moral Issues in Bussiness . 1978
6.
George
Moore. 1903. Principia Ethica. Cambridge: Cambridge University Press.
7.
Journal
of Bussiness Ethics (diterbitkan di belanda, tetapi dengan redaksi
internasional yang di dominasi oleh Amerika Utarra,1982)
8.
Keraf,
Dr. A. Sonny.1998. Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius
9.
Velasquesz,
Manuel G (2002). Business Ethics: Concepts and Chases, Fith edition.
Prentice Hall.
10. Widaryanti. 2006. “Focus
Ekonomi” journal of echonomic.
[1] Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-2 (1991) dan edisi ke-3
(2001) terdapat perubahan. Disitu dimuat dua entri: “etik” dan “etika”. Etik
meliputi arti ke-2 dan ke-3 dari “etika” dalam edisi 1988, sedangkan “etika”
(dalam edisi 1991 dan 2001) dikhususkan untuk ilmunya. Sehingga “etika”
dimengerti sebagai ilmu tentang “etik”.