Selasa, 05 Mei 2015

Etika Bisnis



Saya yang bertanda tangan dibawah ini :  
Nama : Agung Febnika Dea Setiawan
NPM    : 10413345
Kelas   : 2IB03
Menyatakan bahwa makalah yang telah sampai 2800 kata dan bukan merupakan hasil plagiat.

I.          Pendahuluan

Penulisan makalah yang berjudul “Etika Bisnis” berisikan tentang apa itu etika, bisnis dan pengertian etika bisnis, serta bagaimana etika dalam berbisnis. Penulisan makalah ini dilatarbelakangi oleh lemahnya pengetahuan etika bisnis dalam berbisnis. Jika kita membuka dan membaca surat kabar atau majalah hampir setiap waktu kita dapat menemukan kata tersebut. Berulang kali kita membaca kalimat- kalimat semacam ini : “Dalam dunia bisnis etika merosot terus”, “Etika dan moral perlu ditegaskan kembali”, “etika bisnis mulai menepis”. Orang yang mengeluh bahwa etika bisnis mulai menepis, bermaksud bahwa pebisnis sering menyimpang dari nilai dan norma moral yang benar.  Dalam kehidupan terdapat beberapa aturan dan norma-norma dalam kehidupan. Maka tentunya, dalam berbisnis juga ada tata aturannya.
Sebagai refleksi atas moralitas perilaku manusia, etika mempunyai tradisi yang panjang. Di zaman kita sekarang, minat terhadap etika tidak berkurang, tapi justru bertambah besar antara lain karena masalah-masalah moral baru yang ditimbulkan oleh ilmuan pengetahuan dan teknologi.

Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.

II.        Pembahasan

A.    Pengertian Etika
Pengertian Etika diartikan sebagai perbuatan standar yg memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika merupakan studi mengenai yang benar, salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Etika yang dimiliki merupakan perkembangan sejak kecil yang dianut, dan disampaikan oleh orang tua, guru pemimpin agama dan lingkungan.  Hal tersebut dapat menimbulkan : tata nilai bisnis itu sendiri. Berpedoman pada Alqur’an dan Hadist ( orang muslim). Hubungan antar perusahaan dengan stake holder yang etis. Etis dalam menggunakan sumber daya yg terbatas.
Istilah Etika awalnya berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta ethaEthos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan / adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan..
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika[1]’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
1.    nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2.    kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode   Etik Jurnalistik
3.    ilmu tentang apa yang baik atau dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).

Di bawah ini merupakan definisi etika menurut para ahli :
1.    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) “Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat”
2.    Maryani & Ludigdo (2001) menyatakan bahwa “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”
3.    White (1993) “etika adalah cabang falsafah yang berkaitan dengan kebaikan moral dan menilai tindakan manusia.”
Dari definisi-definisi yang telah diutarakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa etika merupakan suatu pedoman yang mengatur dan menilai perilaku manusia, baik perilaku yang harus ditinggalkan, maupun perilaku yang harus dilakukan.
Namun, etika biasanya berkaitan erat dengan moral yang berkaitan dengan cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan menghindari tindakan yang buruk.
Etika dan moral mengandung pengertian yang sama, namun, dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan. Moral lebih kepada penilaian yang dilakukan, sedangkan etika berarti mengkaji system nilai-nilai yang berlaku.



PrinsipPrinsip Etika
Prinsip dasar etika meliputi empat aspek utama yang terdiri dari egoism, utilitarianism, kant dan deontology (Velasquesz, Manuel G., 2002). Secara singkat ke lima prinsip tersebut di jabarkan
sebagai berikut:
Egoism. Merupakan standar yang mengacu pada kepentingan diri sendiri. Keputusan berdasarkan egoism dibuat untuk memberikan konsekuensi paling bear pada pihak yang dipentingkan dengan mengabaikan kepentingan pihak lain. Tindakan mementingkan diri sendiri tersebut dapat berupa jangka pendek dan jangka panjang.
Utilitarianism. Berdasarkan prinsip ini keputusan adalah etis jika memberikan benefit paling besar daripada keputusan alternatif yang lain. Perbedaan egoism dan utilitarianism adalah egoism berfokus pada kepentingan diri sendiri dari individual, perusahaan, komunitas, dan lainlain, tetapi utilitarianism berfokus pada kepentingan sendiri dari seluruh stakeholder.
Kant dan Deontology. Pada konsep utilitarianism kehilangan tuntutan dari teori karena gagal untuk menilai karakteristik tindakan moral, motif moral. Menurut pandangan Kant, manusia mempunyai kehendak untuk melakukan tindakan apa yang diinginkan. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah kemampuan untuk memilih antar arti alternatif atau cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan kebebasan menentukan tujuan atau kehendak dan bertindak dengan motif yang lebih tinggi.

B.    Definisi Bisnis
Ada banyak definisi yang telah ada hingga saat ini. Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli :
1.      Musselman dan jackson (1992) “Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yag menyediakan barang atau jasa ontuk mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka.”

2.      Boone dan kurtz (2002;8) “Bisnis adalah semua aktivitas aktivitas yang bertujuan memcari laba dan perusahyaan yag meghasilkan barag serta jasa yang dibutuhkan oleh sebuah sistem ekonomi.”

3.      Hughes dan kapoor dalam alma (1889;21) “Bisnis adalah suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.”

4.      Brown dan Petrello (1976) Etika Bisnis: “Business is an institution which produces goods and services demanded by people”. Yang berarti bahwa bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba.

5.      Velasquez (2005) “Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.”
Jadi, dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi

..    Definisi Etika Bisnis
Etika bisnis sebagai sesuatu bidang intelektual dan akademis dengan identitas sendiri mulai terbentuk di Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Jika sebelumnya etika membicarakan aspek-aspek moral dari bisnis disamping banyak pokok pembicaraan moral lainnya (etika dalam hubungan dengan bisnis), kini mulai berkembang etika bisnis dalam arti sebenarnya. Terutama ada dua factor yang memberi kontribusi besar pada kelahiran etika bisnis di Amerika Serikat pada pertengahan tahun 1970-an : sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis sekitar bisnis, dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat ata krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis.
Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi yang kondusif (Keraf, 1998), yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi yang etis maka dibutuhkan prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik yang merupakan suatu aturan hokum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan sebuah system pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut. Menurut Muslich (1998), mendefinisikan bahwa etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai tata cara yang ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

Definisi etika bisnis menurut Business & Society Ethics and Stakeholder Management (Caroll & Buchholtz):
Ethics is the discipline that deals with what is good and bad and with moral duty and obligation. Ethics can also be regarded as a set of moral principles or values. Morality is a doctrine or system of moral conduct. Moral conduct refers to that which relates to principles of right and wrong in behavior. Business ethics, therefore, is concerned with good and bad or right and wrong behavior that takes place within a business context. Concepts of right and wrong are increasingly being interpreted today to include the more difficult and subtle questions of fairness, justice, and equity.

Dari sumber yang lain, disebutkan:
Ethics is a philosophical term derived from the Greek word “ethos,” meaning character or custom. This definition is germane to effective leadership in organizations in that it connotes an organization code conveying moral integrity and consistent values in service to the public.
(R. Sims, Ethics and Corporate Social Responsibility Why Giants Fall, C.T.:Greenwood Press, 2003)

Dari penjelasan mengenai etika dan bisnis diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen Journal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika, yaitu :
1.    Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.

2.    Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

3.    Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok. Mengapa etika bisnis dalam perusahaan terasa sangat penting saat ini? Karena untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.

Biasanya dimulai dari perencanaan strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukungoleh budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekwen.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Tidak ada cara yang paling baik untuk memulai penelaahan hubungan antara etika dan bisnis selain dengan
mengamati, bagaimanakah perusahaan riil telah benar-benar berusaha untuk menerapkan etika ke dalam bisnis.
 Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka panjang, karena:
·                     Mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
·                     Mampu meningkatkan motivasi pekerja.
·                     Melindungi prinsip kebebasan berniaga
·                     Mampu meningkatkan keunggulan bersaing.
Perusahaan yang melakukan suatu tindakan yang tidak etis akan memancing tindakan balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika bisnis, pada umumnya termasuk perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak mentolerir tindakan yang tidak etis, misalnya diskriminasi dalam sistem remunerasi atau jenjang karier. Perlu di pahami, karyawan yang berkualitas adalah asset yang paling berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus semaksimal mungkin mempertahankan karyawannya.
Pendapat Linda Klebe Trevino , 1995: “ Etika bisnis menyangkut usaha membangun kepercayaan anggota masyarakat dengan perusahaan, yaitu sukses dalam jangka panjang”. Hindari persengketaan, jika terpaksa terjadi diselesaikan dengan win win solution.
Dalam berbisnis hendaknya mempunyai sikap-sikap berikut :
1.    Bersikap Jujur.
Artinya tidak menipu, karena dalam berbisnis menipu hanya akan menimbulkan keberhasilan yang sifatnya sementara. Dan agar tidak tertipu maka kita harus hati-hati. Jadilah pembisnis yang bersifat amanah (dapat dipercaya) Jenis penipuan antara lain: Cek kosong, giro bilyet sudah ditutup atau ditolak, kiriman barang tidak sesuai contoh, janji tidak ditepati, barang sudah rusak / kadaluarsa. Tidak ada hukuman tegas terhadap pelanggaran etika bisnis, dampaknya secara tidak langsung, menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat.
2.    Dapat membangun kepercayaan
Etika bisnis sangat komplek dan sensitive. Hindarai pertengkaran agar tidak putus hubungan. Harus mempertahankan martabat/reputasi. Perlu waktu yg panjang dalam membangunnya, jangan sampai rusak
Dalam berbisnis terdapat 10 fundamental etika, yaitu :
1.    Sopan santun; selalu bicara benar, terus terang, tidak menipu.
2.    Integrity; memiliki prinsip, hormat, jangan mendua
3.    Jaga janji; bisa dipercaya bila berjanji, amanah, jangan mau menang sendiri
4.    Fidelity; benar & loyal pada perusahaan, keluarga, teman, jangan menyembunyi kan informasi yang bukan rahasia,
5.    Fairness, berlaku adil dan terbuka, komitmen, jika salah jangan bertahan, cepet mengakui kesalahan, toleran.
6.    Caring for other; perhatian, baik budi, menolong siapa yang memerlukan, berkontribusi dalam kegaitan
7.    Respect for other; mengorhtai hak-hak orang lain,  menghargai privacy,  jangan berprasangka, memberikan pertimbangan yang berguna.
8.    Responsible citizenship; patuh pada UU & Peraturan yang berlaku, bersikap terbuka dan suka menolong.
9.    Pursuit of excelence; berbuatlah yg terbaik disegala kegiatan, tanggung jawab, rajin, tingkatkan kompetensi dalam segala bidang
10. Accountability; bertanggung jawab dalam segala perbuatan terutama dalam mengambil keputusan.

III.      Kesimpulan

Konsep teori etika merupakan suatu konsep ideal yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi bisnis. Penerapan konsep tersebut dalam organisasi bisnis sering mengalami hambatan dan tantangan. Suatu organisasi bisnis yang sedang mengalami dilema etis dalam mengambil keputusan harus mengambil keputusan dengan bijak.
Di dalam persaingan dunia usaha yang sangat ketat ini, etika bisnis merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman keterbukaan dan luasnya  informasi  saat ini, baik-buruknya sebuah dunia usaha dapat tersebar dengan cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen, pemasok, pemodal dan masyarakat umum secara etis dan jujur adalah satu-satunya cara supaya dapat bertahan di dalam dunia bisnis saat ini. Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnisnya kurang memperhatikan etika dalam bisnis.
Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi perusahaan tersebut, baik dalam lingkup internal maupun eksternal. Tentunya ini  tidak akan memberikan keuntungan segera, namun ini adalah wujud investasi jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting.

IV.        

V.         Daftar Pustaka

1.    A. Wylleman, “De grondslag van de moral”, Tijdschrift voor Filosofie 28 (1996)
2.    Bartens, Prof. Dr. Kees. 2000. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
3.    Bartens, Prof. Dr. Kees.2002. Etika. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama
4.    Bussiness and Profesional Ethics (University of Florida, Gaineville, USA,sejak 1981)
5.    Ethics, Free Enterprise, and Public Policy : Essays on Moral Issues in Bussiness . 1978
6.    George Moore. 1903. Principia Ethica. Cambridge: Cambridge University Press.
7.    Journal of Bussiness Ethics (diterbitkan di belanda, tetapi dengan redaksi internasional yang di dominasi oleh Amerika Utarra,1982)
8.    Keraf, Dr. A. Sonny.1998. Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius
9.    Velasquesz, Manuel G (2002). Business Ethics: Concepts and Chases, Fith edition. Prentice Hall.
10. Widaryanti. 2006. “Focus Ekonomi” journal of echonomic.



[1] Dalam kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-2 (1991) dan edisi ke-3 (2001) terdapat perubahan. Disitu dimuat dua entri: “etik” dan “etika”. Etik meliputi arti ke-2 dan ke-3 dari “etika” dalam edisi 1988, sedangkan “etika” (dalam edisi 1991 dan 2001) dikhususkan untuk ilmunya. Sehingga “etika” dimengerti sebagai ilmu tentang “etik”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar